Fenomena membayar perempuan untuk sex tentu bukanlah hal baru dalam sejarah hidup manusia. Ada yang melakukannya dengan memperlihatkan kekayaan untuk mengikat pasangan lalu dinikahi, atau langsung melalui mekanisme transaksi, dan berbagai cara lainnya. Namun kecendrungan manusia yang satu ini semakin mudah dilakukan di zaman ini, baik karena perkembangan ideologi, perubahan peraturan, atau norma masyarakat, atau juga karena fasilitas dan teknologi yang tersedia.
Fenomena ini memang miris, namun memahami realita seperti apa adanya adalah cara terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah. Berikut adalah beberapa fenomena yang terjadi:
Aplikasi Sugar Baby – Singapore
Dalam sebuah reality show diperlihatkan seorang perempuan ingin mencoba aplikasi yang menfasilitasi pertemuan antara lelaki yang mau membayar untuk sex dengan perempuan yang mau menjual dirinya. Link video dan nama aplikasinya kami sembunyikan untuk membendung penyebaran yang lebih luas.
Dalam video ini si lelaki sudah memiliki 2 orang perempuan yang mau ditiduri dengan bayaran tertentu, dan ia sedang mencari perempuan lainnya lagi. Di aplikasi tersebut, si lelaki berumur 37 tahun ini memberikan informasi tentang dirinya, dan salah satu yang paling menarik adalah gaji bulanannya mencapai $500.000 (Rp 700an juta)/ bulan. Menurut pengakuan dia, dia pernah membayar $5000 (Rp 70jt) untuk beberapa jam sex dengan seorang perempuan.Tentu uang bukan masalah baginya selama dia berhadapan dengan orang yang mau dibeli dengan uang.
Penyewaan Hotel untuk Pelacur – Amsterdam
Ketika menjual sex sudah menjadi sesuatu yang diterima dikalangan masyarakat, maka menyediakan servis untuk penyedia sex tersebut menjadi bisnis yang menjanjikan. Sebagaimana yang terjadi di Amsterdam. Dua kakak beradik ini menyediakan kamar hotel yang memang di desain untuk penjaja seks komersil. Mereka melanjutkan bisnis orang tuanya.
(dalam proses penulisan)
Note: Jika anda memiliki cerita menarik dan nyata, silahkan kirimkan ke alnamuscenter@gmail.com
Komentar Terbaru