Pemberi Nasihat itu Haus Kekuasaan
Beberapa penelitian di jurnal psikologi menunjukkan bahwa seseorang yang suka memberi nasihat pada dasarnya ingin diakui hebat sehingga dia merasa lebih berkuasa terhadap orang yang diberikan nasihat. Rasa lebih berkuasa itu bahkan meningkat ketika nasihatnyan diikuti.
Perintah Memberi Nasihat dalam Islam
Namun, disisi lain Al-Qur’an dan sunnah mengajarkan tentang pentingnya memberi nasihat. Misalnya di surat Adh-Dhaariyat (51:55), dimana Allah SWT memerintahkan untuk tetap memberi peringatan karena itu bermanfaat bagi orang mukmin. Perintah yang sama juga dapat dilihat pada Al-A’laa (87:9), dan Al-Ghaashiya (88:21).
Akhlak Memberi Nasihat
Pertanyaannya, bagaimanakah akhlak dalam memberi nasihat? Hal paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga niat dalam hati. Ketika menasihati seseorang untuk tidak melakukannya selain karena Allah SWT. Salah satu tanda niat kita belum lurus adalah ketika kita tersinggung karena mendapatkan respond negatif. Padahal, nabi Musa a.s saja diminta untuk mengingatkan Fir’aun dengan kelembutan (QS Taha: 43-44) , padahal kesalahannya Fir’aun sangatlah besar dan dilakukan dalam periode waktu yang lama dan dalam skala yang luas.
Pertanyaan Kritis
Selainnya pertanyaan diatas, ada beberapa pertanyaan lain yang dapat membantu kita memahami akhlak/aturan dalam memberikan nasihat. Misalnya; kapan waktu yang tepat memberi nasihat? Bagaimana memberi nasihat yang tidak menyinggung perasaan? Bagaimana menghindari menjadi orang yang suka mengkritik orang lain, namun berkedok nasihat? Apakah boleh menasihati tentang sesuatu yang dia sendiri belum mampu melaksanakannya? Bagaimana cara memberi nasihat kepada yang lebih tua tanpa mengurangi rasa hormat? Atau menerima nasihat dari yang lebih muda tanpa dilecehkan? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
Redaksi: Tulisan ini masih dalam bentuk draft. Silahkan isikan komentar anda dibawah ini untuk referensi bagi kami
Komentar Terbaru