SETENGAH ABAD PERANG ACEH – BELANDA (56 TAHUN)
#Perang Aceh – Belanda ke -1 (1856 – 1912)
Jenderal Kohler, 17 tahun setelah memenangkan perang di Lampung (1856), pada tahun 1873 memimpin serangan ke Aceh. Alasannya? karena kerajaan Aceh berani melakukan perjanjian kerjasama dengan Amerika. Pertempuran pada bulan April itu, Jenderal Kohler bersama 3,000 pasukannya terpaksa harus mundur. Padahal pada saat itu pertama kalinya pasukan belanda dilengkapi senjata canggih, senapan Beaumont .
# Perang Aceh – Belanda ke – 2
Tidak berapa lama kemudian, di tahun yang sama (1873) Belanda kembali menyerang Aceh. Kali ini dengan menurunkan pasukan terbesar yang pernah diturunkan, 9,500 pasukan, 4,500 non-pasukan. Pasukan Aceh kewalahan dan mundur.
#Perang Gerilya
Namun raja Aceh ketika itu, Sultan Mahmud Syah, tidak menyerah dan bahkan menggencarkan perang gerilya sampai wafatnya. Perjuangannya digantikan oleh Raja terakhir Aceh, Tuanku M. Da’ud (Raja ke- 35 Aceh) yang di nobatkan di mesjid Lam Teungoh Aneuk Galong pada Maret 1875 atas kesepakatan kepala mukim Panglima Polem, kepala mukim Sri Setia Utama, dan Tuangku Hasyim setelah berdiskusi dengan ulama dan uleebalang. Beliau dan Teungku Chik di Tiro memimpin perang sampai ajalnya di tahun 1903. Namun wafatnya Teungku Chik di TIro pada tahun 1891, melemahkan perlawanan Aceh sampai tahun 1912. Selama pendudukan Belanad di Indonesia, Aceh, Bali, Lombok dan Borneo merupakan daerah yang tidak dapat ditaklukkan oleh Belanda. Memberikan inspirasi dan harapan bagi pejuang-pejuang lain di Indonesia. 33 tahun kemudian Indonesia merdeka (1945).
Komentar Terbaru