Video TPQ Teupin Reudep: http://www.youtube.com/watch?v=CCIuNc9E11M

Mulanya

TPQ Darul Ilmi adalah sebuah TPQ yang terletak di desa Teupin Reudep, peusangan Seulatan, kabupaten Bireun. TPQ ini didirikan pada tanggal 21 April 2011 oleh 3 orang mahasiswi desa Teupin Reudep dengan asistensi dari 3 mahasiswa IAIN Ar-Raniry yang ketika itu selama 45 hari sedang melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) didesa tersebut.

Acara Tamasya ke Pantai yang Ke-2, Juli 2011

TPQ ini, diawal berdirinya sudah memiliki 45 orang santri. Sungguh jumlah santri yang cukup banyak untuk sebuah TPQ yang baru didirikan. Untuk mengeloa dan sekaligus mengajar, TPQ Darul Ilmi merekrut 3 orang ustadzah sekaligus pengurus yang berasal dari desa Teupin Reudep. Ketiga ustadzah tersebut adalah Hasanah sebagai Direktur, Nidar sebagai sekretaris, dan Zuryati sebagai bendahara. Setelah dua minggu menjabat, karena ingin menfokuskan pada amahan lain, posisi direktur diserahkan kepada Nidar.

Setelah berjalan selama 3 minggu, karena penambahan murid, TPQ ini memutuskan untuk menambah 2 orang lagi tenaga pengajar. Penambahan ustadzah ini memungkinkan seorang ustadzah hanya mengajarkan 10 orang santri, sehingga kualitas belajar mengajarnya tetap baik. Selain itu, untuk menjaga kualitas proses belajar mengajar, TPQ ini membagi kelas menjadi kelas A1, A2, B1, B2 dan C1, C2. Kelas A untuk santri Iqra’ 1-3, Kelas B untuk santri Iqra’ 4-6, dan kelas C untuk yang sudah menguasai baca qur’an.

Santriwati sedang memegang tanda terima sumbangan dari penyumbang TPQ Teupin Reudep

Konsep

Mengingat sebuah metode belajar monoton yang hanya mengajarkan baca Qur’an akan menimbulkan kejenuhan bagi anak, TPQ ini kemudian menambah kurikulum lainnya yang dibagi berdasarkan hari. Karena kelas di TPQ ini dimulai pada hari rabu, maka dihari tersebut santri diajarkan membaca qur’an atau iqra’. Dihari jum’at, santri diajarkan hafalan baik surat pendek atau do’a sehari-hari, dan dihari sabtu, sebagia hari terakhir belajar, anak-anak diajarkan pelajaran fiqh dari kitab kunin. Namun, setelah berjalan selama 2 bulan, sekarang TPQ ini memiliki kurikulum yang lebih fleksibel dan bervariasi.

Keuangan

TPQ Darul Ilmi, sebagaimana TPQ lainnya, juga mengambil iuran dari para santrinya untuk menyokong kebutuhan keuangan TPQ. Setelah menggelar rapat dengan orang tua wali santri, diputuskan iurannya sebesar Rp 10.000,- per anak. Selain itu, orang tua wali murid juga diwajibkan memberi 1kg beras per bulan kepada TPQ ini. Dari keseluruhan sumber dana ini, TPQ Teupin Reudep dapat mengumpulkan + Rp 675.000,- per bulannya. Setelah 2 bulan berjalan dan terjadi penambahan murid menjadi 65 orang, TPQ ini mampu mengumpulkan Rp + 1.000.000,- perbulan.

Jumlah dana yang terkumpul dari wali santri tersebut digunakan untuk gaji 5 orang ustadzah. Setiap ustadzah dibayar Rp 7000,- sekali mengajar. Dalam sebulan maksimal waktu mengajar 16 kali sehingga setiap guru mendapatkan Rp 112.000,-. Biaya gaji ustadzah yang harus ditanggung oleh TPQ Teupin Reudep setiap bulanya adalah Rp 560.000,-. Selain untuk gaji guru, TPQ ini juga melaksanakan perlombaan dan tamasya ke pantai setiap 3 bulan sekali. Untuk kedua kegiatan ini TPQ Teupin Reudep biasanya menghabiskan dana sampai + Rp 500.000,-. Sisa dana yang didapatkan setelah pemotongan untuk gaji guru dan kegiatan rutin tersebut dialokasikan untuk kebutuhan administrasi, ATK, dan selebihnya di simpan sebagai uang kas TPQ.

Pengurus TPQ Teupin Reudep ketika sedang dilatih management organisasi

Perkembangan

Berbagai konsep TPQ seperti pemisahan kelas, pengelolaan keuangan, kegiatan ekstrakulikuler, dan kurikulum membuat TPQ ini dapat bertahan dan terus berkembang. 4 bulan setelah pertama sekali didirikan, pada Juli 2011, TPQ ini telah mampu menampung lebih dari 65 orang santri. Penambahan ini tidak hanya berasal dari desa Teupin Reudep, tetapi juga berasal dari desa-desa tetangga seperti Uteun Gathom dan Geulanggan Labu. Hal ini karena TPQ Darul Ilmi di desa Teupin Reudep adalah TPQ satu-satunya yang ada dimukim tersebut. Anak-anak di desa-desa sekitar desa Teupin Reudep, setiap siang sepulang sekolah terbiasa dengan membelah pinang untuk mencari uang, atau sekedar bermain serampangan dengan kawan-kawan sebayanya.

Perkembangan sepesat ini ternyata mengelitik banyak anak muda untuk ikut berkontribusi bagi TPQ ini. Pada Juli 2011, salah satu penggagas TPQ Darul Ilmi, kembali ke desa ini untuk mengantarkan sumbangan bagi TPQ ini. Jumlah sumbangan yang dibawa adalah sebesar Rp 1.400.000,-. Sumbangan sebesar ini berasal dari beberapa orang seperti Muhyin Daud, seorang mahasiswa Indonesia yang mengambil gelar master di Belanda, Dzulgunar Muhammad, juga mahasiswa master yang sedang menuntut ilmu di Taiwan.

Selain itu mahasiswa strata 1 dari IAIN Ar-Raniry juga ikut menyumbang. Diantara yang menyumbang adalah Rahmatul Fadillah, Cut Wan Nurlailay, Fakar Kurniawan dan lain-lain. Kebanyakan mereka adalah penyumbang kecil dengan besaran Rp 50.000,- s.d 100.000. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, para aktivis LSM dan juga ikut memberikan bantuan seikhlasnya. Diantara para aktivis yang menyumbang adalah Abdullah AM, mantan program manager GeRAK, Neneng Indriyati, Askhalani, dan lain-lain.

Informasi tentang TPQ Teupin Reudep ini diketahui oleh para penyumbang dari sebuah video dokumenter yang dibuat oleh para penggagas TPQ ini. Video yang di upload ke youtube.com ini secara berkala di sebarkan melalui jejaring sosial facebook.com. walhasil, dalam waktu 4 bulan, TPQ ini mendapat sumbangan Rp 1,4 juta dari berbagai kalangan.

Berjalan Setahun (April 2011 – April 2012)

Sampai sekarang (Maret 2012), TPQ ini masih tetap exist dengan segala kelebihan dan tentu saja kekurangannya. Peserta didik masih fluktuatif pada 60 s.d 75 santri. Sumbangan masih terus mengalir dari individu. Mereka tergerak dengan beberapa hal seperti betapa gaji gurunya hanya Rp 100.000,- perbulan, atau karena TPQ ini adalah TPQ satu-satunya di mukim dengan lebih dari 40 desa ini, atau karena hal lainnya.

Video TPQ Teupin Reudep: http://www.youtube.com/watch?v=CCIuNc9E11M

Note: Penulisan nama dan foto disini adalah sebagai autentisitas tulisan dan berbagai alasan syar’i lainnya. Semoga keikhlasan tetap terjaga.

Acara Tamasya ke Pantai yang Ke-2, Juli 2011

Santriwati sedang memegang tanda terima sumbangan dari penyumbang TPQ Teupin Reudep

Pengurus TPQ Teupin Reudep ketika sedang dilatih management organisasi

Acara Tamasya ke Pantai yang Ke-2, Juli 2011

Santriwati sedang memegang tanda terima sumbangan dari penyumbang TPQ Teupin Reudep

Pengurus TPQ Teupin Reudep ketika sedang dilatih management organisasi